• Wed. Jul 24th, 2024

PRAMAIDA

Pramuka MA Plus Keterampilan Al Hidayah Laju Kidul Singgahan Tuban

Catatan perjalanan ADVENCET SCOUT COURSE

Byadmin

Sep 9, 2020

TABAH HINGA AHIR

30 September 2020 saya adalah peserta ADVENCET SCOUT COURSE, kami 10 peserta, yang harus berjuang sampai titik terakhir, itu atas pertimbangan dari kami sendiri sebagai keputusan tebaik saat itu.

Saya terus memantau pelaksanaan ASC berikutnya dan melihat jadwal  dan dana agar dapat Mengikuti kegiatan ini.

Berangkat dari Rumah masa awal awal pandemi coorona mulai merebak di Indonesia. Dengan perlengkapan selama perjalanan semaksimal mungkin berusaha untuk terhindar dari virus akhinrya sampai di Hari yang ku nantikan

Kamis 30 September 2020

Persiapan pribadi, sarapan, ada k ani Panitia ASC datang memberi semangat, beliau ini yang memperkenalkan Akar Jaranan di sekitaran Camp 1 yang dapat di minum airnya, jam 10 pembukaan di mulai, bersama 10 peserta lainya dari berbagai Kalangan, yang paling Timur dari Podang  dan paling barat saya dari Panjen . Komandan resimen K ika merupakan teman seangkatan juga di Basic XI, so menjadi beban mental tersendiri agar dapat mengiklaskan diri senantiasa tetap bisa menjadi peserta yang baik, saya tidak boleh haha hihi dan harus bersikap profesional dengan beliau. Sambutan dari pelatih dan mentor, perkenalan dari peserta.

Setelah pembukaan di lanjutkan dengan materi oleh K ALlfi di dampingi K Seri dan Kak Rizky, membahas materi yang saya dapatkan setahun yang lalu dan berulang bukunya saya baca, mungkin kalo di fikir saya akan menggampangkan materi ini, namun justru saya mencoba Fokus memahami di setiap materi, walau sampai malam saya tetap sampai selesai, saya mencoba memahamkan diri saya.

PMA atau Positive Mental Attitude sebagai priorotas pertama dalam survival, sering kita dalam berkegiatan outdoor memahami survival sebagai mencari jejak, berburu, camping, dan lain lainya. Benar dalam berkegiatan outdoor itu mempunyai resiko besar terjadinya kondisi survival terlebih pada pendakian gunung namun mudahnya bahwa survival itu batasanya adalah kondisi yang mengancam hidup atau jiwa yang mana kita harus sesegera mungkin berusaha keluar dari kondisi tersebut bagaimanapun caranya. Survival bertahan untuk tetap hidup dan kembali menjalani kehidupan normal.

Survival sesungguhnya kita dihadapkan pada hukum alam, manusia secara umum dapat hidup 3 minggu tanpa makanan, 3 hari tanpa air, 3 jam terpapar cuaca ektrim tanpa perlindungan, 3 menit tanpa udara dan 3 detik saja tanpa harapan. Fakta hukum alam inilah yang menuntut kita untuk mempelajari, mengembangkan dan mempraktekkan strategi berupa prioritas Survival mulai dari Positive Mental attitude, First aid, shelter, Fire, signaling, Water dan Foods. Dari strategi tersebut kita dapat mempelajari Skills dan perlengkapan yang di pelukan dalam survival.

Bila biasanya ketika kita ngobrol tentang survival maka yang langgsung jadi topik pembahasan adalah langsung Perlengkapan survival “Survival Kit”. Padahal kalau di runut dari pengertian, strategi/prioritas, skills dan perlengkapan sesungguhnya perlengkapan hanya mengikuti dari pada skills yang di miliki, tidak terlalu berguna memiliki survival kit atau gear yang hebat tanpa di bekali skill kemampuan untuk menggunakanya, Perlengkapan sebatas Alat. Akan berbeda bila kita bertanya perlengkapan survival pada kebanyakan orang yang mungkin bisa penuh ransel, berbeda bila bertanya pada expert yang mungkin hanya memerlukan alat sebuah pisau saja atau bahkan hanya “Otak” pikiranya saja.

Fakta alam dalam kondisi survival juga memberikan tekanan tekanan semisal kesepian, kelelahan, dingin, hawa dingin atau panas, lapar dan haus, ketakutan, panik yang apabila kita tidak tepat menanganinya akan berakibat fatal. Sangat penting untuk memahaminya dan memberikan respon terbaik untuk tetap survive, menerapkan Sit, Think, Observe dan plan “STOP”.

Beberapa teori dalam memahami PMA ini misalnya Stokdale Paradox Menerima situasi sebrutal apapun namun harus percaya kemenangan akan datang, adapula perceptual narrowing ajek sesaat ketika seseorang menghadapi kejadian besar strateginya adalah cepat move on dan terus berlatih bereaksi cepat pada fungsi fokus dirinya misalnya menyusun emergency respon saat masuk hotel atau naik pesawat mengendapkan langkah prosedur pada ingatan dan tetap terjaga menjaganya. Dalam teori 10-80-10 kita senantiasa berlatih belajar survival untuk bisa menjadi 10 persen yang selamat, dan dari latihan latihan berkelanjutan kita memperoleh kemembalan psikologis menghadapi situasi survival.

Malam itu juga di kroscek beberapa perlengkapan vital yang di bawa peserta seperti Pisau utama, pisau pendamping, survival kit

Jumat 01 Oktober 2020

Persiapan berangkat ke area Hutan Konservasi saya berusaha membawa barang seperlunya saja untuk meringankan beban di tas, saya harus sebisa mungkin untuk irit energi. Salah satu kesalahan saya pada Batch XI adalah saat itu saya membawa bekal yang minim, MRE sekoci yang tidak mencukupi untuk persediaan selama 4 hari, kali ini makanan saya hitunganya pas saja, tidak berlebihan tapi saya perkirakan cukup saja, dan tidak ada makanan yang mesti di masak dulu, plastik untuk transpirasi saya minta ke peserta lain yang membawa banyak maklum berangkatnya saya cukup mepet . Fokus saya bawa jerigen lipat 10 liter dengan asumsi masalah pokok di dalam hutan adalah air namun ternyata jerigen saya bocor setelah beberapa kali di bawa Diklat dan saya buang.

Sebelum masuk ke hutan istirahat dulu di Area Persawahan ,

Menuju camp 1 melewati Sungai tetap saya usahakan agar sepatu tidak basah oleh air , istirahat di titik yang menjadi Camp 1  saya pikir akan mengulang disana menjadi camp 1 ternyata titik Camp 1 lebih jauh sekitar 10 km

Camp 1

Sampai camp 1 setelah breafing semua logistik peserta di kumpulkan, dan pemberian materi pembuatan api oleh Coach Rizky, menjelang sore peserta bawa 500 ml di tempatkan sendiri sendiri di hutan:Blackout. Hari mulai gelap setelah menentukan titik shelter saya segera mencari kayu untuk perapian yang cukup banyak, lalu membuat perapian dengan membersihkan tanah dan membuat lubang untuk api agar tidak menyebar, tidak sempat membuat barier dari batu karena keburu gelap, pembuatan api tidak semulus pas latihan cukup lama juga melakukan strike fire starter. Setelah api nyala lalu saya memasang hammock dan flysheet, ternyata ini kurang tepat karena jarak perapian terlalu jauh agak di luar naungan flysheet, jika memperhatikan urutan prioritas memang mestinya saya bangun flysheet dulu karena saya pertimbangkan jika saya perlu mencari kayu dulu sebelum gelap.

Cuaca panas sekali di atas hammock saya berbaring di matras di tanah sampai Saya perkirakan masuk maghrib tayamum lalu maghripan, setelah magrib santai rebahan di hammock lalu buka buku materi kembali baca baca untuk mengusir kebosanan, rasa lapar terus mendera menjelang malam, sambil menulis di buku catatan beberapa hal yang sudah saya lewati sampai malam itu.

Dari jauh terdengar suara petir segera saya memindahkan perapian agar terlindung flaysheet, dan memasukkan kayu persediaan di bawah flysheet.

Stresor terbesar malam ini adalah rasa lapar dan susah tidur, saya cukup mengkawatirkan ketika susah tidur karena pasti esoknya badan pasti kurang fit, saya paksakan memejamkan walau tetap tersadar.

Peserta di sebelah saya saya bisa mendengarnya, dan dari sore api saya saya buat kecil saja dan hanya menghidupkan lampu merah pada headlamp saya, agar peserta di sebelah bisa mendapat pengalaman senatural mungkin, sesunyi mungkin. Timbul rasa iseng saya dalam malam sepi saya membuat suara suara seperti Babi, setelah cukup larut malam baru saya menggunakan penerangan terang untuk sekali sekali senter keliling.

Tiba tiba si Irfan datang kearah shelter saya tapi saya pura pura tidur sampai beberapa waktu terdengar suara peluit bersahutan dan panitia mondar mandir. Ternyata paginya di ketahui kalo Irfan tersesat ke dalam hutan dan tidak tidur di shelter.

Saya membawa peta yang saya print dari aplikasi Alpinquest di kertas HVS F4, mencoba memahami posisi saya di peta dan mencoba hitung skala peta sekitar 1:23.000.000

Malam hari hujan dan saya berusaha mendapat air sebanyak banyakya, kebetulan flysheeet di pasang agak datar sehingga bisa mengumpulkan air dan plastik transpirasi saya pakai untuk menampung air, malam itu saya mendapat sekitar 7 liter air.

02  Oktober 2020

Pagi kami berkumpul untuk evaluasi blackout, masing masing siswa menjelaskan apa yang di alami, setelah itu materi mencari air melalui transirasi oleh k Z, kita memasang plastik di sekitar Pohon, pasang semuanya di tempat panas.

Dilanjutkan dengan materi shelter dari kz dan  k Fida, ada satu hal yang menarik dari materi ini bahwa kalo membuat siring pada tenda atau flysheet itu di bagian dalam, bukan di luarnya agar air tidak masuk. Dalam membuat shelter memperhatikan simbah manggung.

Dilanjutkan dengan materi api oleh k Zaki dengan  membuat feather stick, tinder kindle dan ranting dalam 1 batang. Beberapa contoh tinder magnesium flint, all weather magic tinder dari licht dan kapas vaselin.

Materi selanjutnya adalah foraging oleh Coach Rizky, mencari daun asam, lidah buaya di olah, dilanjutkan dengan materi destilasi yaitu menguapkan air laut dan kami dapat 500 ml. Sedangkan dari transpirasi kami dapat lumayan banyak lebih dari 1 liter.

Menjelang sore rombongan siswa moving ke camp 2, menyusuri hutan dengan Vegetasi Tertutup lalu bergantian Menuruni Tebing. Di Bawah tebing para siswa di tempatkan terpisah dan membuat shelter masing masing.

03 Oktober 2020

Pagi pagi kami memasang plastik transpirasi lalu di lanjutkan dengan materi signaling oleh K Z dan fresneling oleh om k Rudi

Menjelang siang kita berdiam di bawah pohon dan dilanjutkan foraging di Hutan.

Menjelang sore kita panen plastik transpirasi, packing lalu bergerak ke camp 3.

Pergerakan ke arah 230 derajat, banyak dinamika dalam perjalanan ke camp 3, namun pada malam hari akhirnya kami sampai di camp 3.

Karena area berbahaya malam itu kita semua camp bareng dan membuat baricade dan bergantian jag malam. Dan kami meng aplikasikan Materi Tidur Pohon

04 Oktober 2020

Pagi pagi kami di arahkan untuk mencari air di padang rumput dengan menggunakan sapu tangan atau kain yang di ikatkan ke kaki lalu berjalan di padang rumput, setelah basah lalu di peras dan di saring di wadah kemudian di beri betadin agar bisa di minum.

Di lanjutkan dengan sarapan dengan makanan yang di dapat, saya keluarkan air simpanan saya dan lidah buaya ke teman teman yang kehabisan air, dan saya sedikan cadangan 1, 5 liter di tempat aman selain air persediaan yang di konsumsi bersama kelompok.

Sebelum kita melanjutkan perjalanan kita semua di evaluasi oleh kak Rizky tentang hal hal penting dan diminta menuliskan apabila kita meninggal maka akan di kenang sebagai apa.

Setelah packing kita lanjut perjalanan menyusuri berbagai vegetasi dari tanaman agak tinggi belukar sampai kita di sebuah lembahan pohon palm, istirahat.

Lanjut melewati vegetasi yang sangat lebat, sampai pada suatu titik yang seharusnya jalan tapi tidak ditemukan karena tertutup oleh rumput hijau yang lebat di musim hujan. Tapi akhirnya ketemu juga, dan sampailah kita kembali di kantor MA. Alhamdulillah saya bisa selesai.

Ini merupakan Pelajaran bagi saya tapi akhirnya selesai juga. Terimakasih Kak Rizky kak ika .k ASRI.k Fida K finda,K zaki,K ali,Krudi k ria K sihnta K sarik k Alvi K barir K ani k mz dan smua mentor Suksesor, dan teman teman senangkatan Basic II

Leave a Reply

Your email address will not be published.